Catatan Masa Lampau

Sejarah, atau dalam bahasa Inggris disebut history, adalah ilmu yang di dalamnya mempelajari masa lampau. Dalam suatu riset seorang sejarawan atau ahli sejarah melakukan beberapa tahapan dalam melakukan penelitian sejarah, yaitu tahap heuristik (pencarian data), verifikasi (peninjauan ulang), interpretasi (penerjemahan), dan historiografi (penulisan).

Bidang profesional

Sejarah adalah kajian tentang masa lampau, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Dalam bahasa Indonesia sejarah babad, hikayat, riwayat, tarikh, atau tambo dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Wikipedia

History Lampau pada Zaman batu tua

Sejarah dunia adalah sejarah umat manusia di seluruh dunia, di semua daerah di Bumi, dirunut dari era Paleolitikum (zaman batu tua). Berbeda dengan sejarah Bumi (yang mencakup sejarah geologis Bumi dan era sebelum keberadaan manusia), sejarah dunia terdiri dari kajian rekam arkeologi dan catatan tertulis, dari zaman kuno hingga saat ini.

Zaman Prasejarah

Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang yang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan "Manusia Jawa" yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu.

Sejarah Umat Manusia

Sejarah dunia adalah sejarah umat manusia di seluruh dunia, di semua daerah di Bumi, dirunut dari era Paleolitikum (zaman batu tua). Berbeda dengan sejarah Bumi (yang mencakup sejarah geologis Bumi dan era sebelum keberadaan manusia), sejarah dunia terdiri dari kajian rekam arkeologi dan catatan tertulis, dari zaman kuno hingga saat ini.

Feature Top (Full Width)

Kamis, 29 November 2018

Sejarah dan Profil PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Sejarah dan Profil PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Sejarah - Pada tanggal 16 Desember 1895, Raden Aria Wirya Atmadja serta kawan – kawan membangun “De Poerkertosche Hulp - en Spaarbank der Inlandsche Hoofden” (Bank penolong serta tabungan buat priyayi Poerwokerto) dipersingkat jadi “Bank Priyayi Poerwokerto” dengan data otentik yang dibikin oleh E.

Sieburgh, asisten residen tahun 1896, W.P.D de Wolf Van Westorrade, asisten residen Poerwokerto yang menukar E. Sieburgh bersama dengan A. L. Schiff, membangun “De Poerwokertosche Hulp Spaar - en Landbouwcrediet Bank” menjadi kelanjutan dari “De Poerwokertosche Hulp Spaarbank der Inlandsche Hoofden”.

Di tahun 1898 dengan pertolongan dari pemerintah Hindia Belanda didirikanlah Volksbanken atau Bank Rakyat Daerah yang lokasi kerjanya mencakup lokasi administrasi kabupaten atau Afdelling, hingga lalu Volksbanken dimaksud sebagai Afdelingbank. Pada tahun 1912 pemerintah Hindia Belanda membangun Centrale kas yang berperan menjadi Bank Sentra buat volksbanken termasuk Bank Desa.

Menjadi karena krisis dunia tahun 1929-1932 banyak volksbanken yang tidak bisa berjalan dengan baik. Untuk menangani kesusahan itu, jadi pada tahun 1934 didirikanlah Algemenee Volkscrediet Bank (AVB) yang berstatus tubuh hukum Eropa. Modal pertama berasal hasil dari likuidasi Centrale kas ditambah lagi kekayaan bersih volksbanken. Pada jaman pendudukan Jepang, AVB di pulau Jawa ditukar namanya jadi Syoomin Ginko (Bank Rakyat) berdasar pada Undang - undang No. 39 tanggal 3 Oktober 1942.

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, dengan Ketentuan Pemerintah No. 1 tahun 1946 jadi diputuskan berdirinya Bank Rakyat Indonesia menjadi bank pemerintah. Selain itu, pihak Netherlands Indies Civil Administration (NICA) di Jakarta membangun Kantor Algemeene Volkscredietbank.

Sesudah Ibukota Republik Indonesia pada tahun 1948 yakni Yogyakarta diduduki oleh Belanda, jadi kantor besar Bank Rakyat Indonesia dihapuskan oleh NICA serta Direksi Bank Rakyat Indonesia dipenjarakan oleh Pemerintah Belanda sebab tidak ingin untuk bekerja bersama dengan Algemeene Volkscreiditbank.

Oleh karenanya, untuk sesaat pekerjaan Bank Rakyat Indonesia terhentikan. Dengan tercapainya kesepakatan Roem - Royen, jadi kantor besar Bank Rakyat Indonesia aktif kembali, namun lokasi kerjanya cuma mencakup daerah yang dikembalikan pada Negara Republik Indonesia tahun 1945 (daerah Renville), sedang di daerah yang lain nama Algemeene Volkscredietbank ditukar jadi Bank Indonesia Serikat (BARRIS).

Dengan surat ketetapan yang dikeluarkan oleh Menteri Kemakmuran Republik Indonesia tanggal 16 Maret 1959, Direksi Bank Rakyat Indonesia Negara sisi Republik Indonesia 1945 dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta untuk Membangun Keluarga Bahagia dari Direksi BARRIS. Namun surat ketetapan itu memperoleh memprotes dari beberapa federalis karena dengan riil kantor besar BARRIS belumlah ada, hingga Menteri Kemakmuran Republik Indonesia Serikat meralatnya dengan memberikan Direksi baru itu dengan nama AVB / Bank Rakyat Indonesia.

Ketentuan Bank Rakyat Indonesia PP No. 1 - 1946 di pengaruhi dengan PP No. 25 - 1951 tanggal 20 April 1951 sama dengan PP alternatif UU (PERPU) No. 41 - 1960 tanggal 26 Oktober 1960 LN. No. 128 - 1960 dibuat Bank Koperasi, Tani serta Nelayan (BKTN), dalam bank itu semestinya berturut - ikut dilebur serta diintegrasikan.

1. Bank Rakyat Indonesia dengan PERPU No. 42 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasar pada PERPU No. 43 tahun 1960 tanggal 26 Oktober 1960.

3. Nedherlands Hindel - Mij (NHM) sesudah dinasionalisasikan dengan PP No. 44 tahun 1960 serta dengan ketentuan Menkeu No. 261206/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan pada BKTN.

Akan tetapi, belumlah sampai integrasi ke-3 bank pemerintah ini terwujud, Bank - bank umum negara dan Bank Tabungan Pos serta Penpres No. 8 tahun 1965 tanggal 4 Juni 1945 jadikan satu Bank Indonesia. Setelah itu Bank Negara Indonesia Unit II (ex peleburan Bank Rakyat dengan Bank Tani serta Nelayan) dalam keseharian kerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bagian Rural, sedang ex NHM kerja dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II Bagian Eksim.

Di akhir tahun 1968 berdasar pada UU No. 14 tahun 1967 mengenai UU Inti Perbankan serta UU NO. 13 tahun 1968 mengenai UU Bank Sentra yang kembalikan manfaat BI menjadi Bank Sentra, Bank Unit II Rural / Eksim dipisahkan jadi bank - bank punya negara dengan nama, yakni :

a. Bank Rakyat Indonesia yang menyimpan semua hak serta keharusan dan kekayaan serta peralatan BNI Unit II Bagian Rural dengan UU No. 21 tahun 1968.

b. Bank Export - Import Indonesia yang menyimpan semua hak serta keharusan dan kekayaan serta peralatan BNI Unit II Bagian Eksim dengan UU No. 22 tahun 1968.


Sesudah beroperasi kurang lebih 103 tahun (16 Desember 1895 s/d 1998) dikeluarkan satu ketetapan yakni diundangkannya UU No. 7 tahun 1992 mengenai Perbankan pada tanggal 25 Maret 1992, jadi berdasar pada masalah 21 ayat 1 UU No. 7 tahun 1992 itu, satu Bank Umum di Indonesia mesti dibuat satu bentuk hukum itu berikut ini:

a. Perusahaan Perseroan (Persero)

b. Perusahaan Daerah

c. Koperasi

d. Perseroan Hanya terbatas.

Berkenaan dengan hal itu, Bank Rakyat Indonesia menjadi Bank Umum yang dibangun dengan UU No. 21 tahun 1968 mesti sesuaikan bentuk hukumnya menurut UU Perbankan ialah Ketentuan Pemerintah No. 21 tahun 1992 mengenai rekonsilasi bentuk hukum Bank Rakyat Indonesia jadi Perusahaan Perseroan (Persero), di mana peralihan bentuk hukum mesti jadi persero ini tidak beralih statusnya menjadi tubuh usaha punya negara. Sama dengan keterangan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S- 1940/MK.01/1992 tertanggal 31 Juni 1992 rekonsilasi bentuk hukum itu dikerjakan dengan akta notaries No. 133 tanggal 31 Juli 1992 yang dibikin oleh serta di depan Muhani Salim, SH Notaris di Jakarta.

Searah dengan bentuk hukum perseroan itu, sudah diputuskan modal basic perseroan sebesar Rp 5.000.000.000.000,- (lima triliun rupiah) terdiri dari 5.000.000 (lima juta) lembar saham, semasing saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah). Dari modal basic itu sudah diambil / diletakkan dalam kas perseroan sekitar 1.000.000 lembar saham, di mana 99,99 persen saham disebut dikuasai oleh Negara Republik Indonesia. Sama dengan masalah 1 akta pendirian No. 133 tertanggal 31 Juli 1992, jadi yuridis penyebutan Bank Rakyat Indonesia menjadi perseroan ialah perusahaan perseroan (Persero) PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.

Visi serta Misi Bank Rakyat Indonesia

1. Visi Bank Rakyat Indonesia

Jadi Bank Komersil terpenting yang tetap memprioritaskan kenikmatan nasabah.

2. Misi Bank Rakyat Indonesia

a. Lakukan pekerjaan perbankan yang terunggul dengan memprioritaskan service pada usaha mikro, kecil serta menengah untuk mendukung penambahan perekonomian penduduk.

b. Memberi service sempurna pada nasabah lewat jaringan kerja yang menyebar luas serta di dukung oleh sdm yang profesional dengan melakukan praktik Good Corporate Govermance.

c. Memberi keuntungan serta faedah yang maksimal pada beberapa pihak yang memiliki kepentingan

Sejarah dan Profil Perusahaan PT Bank CIMB Niaga Tbk

Sejarah dan Profil Perusahaan PT Bank CIMB Niaga Tbk

Sejarah - PT Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 1 November 2008. PT Bank CIMB Niaga adalah hasil merger pada PT Bank Niaga (Persero) Tbk dengan PT Bank Lippo (Persero) Tbk.

Selintas Bank Niaga 

Bank Niaga dibangun pada tanggal 26 September 1955, serta sekarang ini adalah bank ke-7 paling besar di Indonesia berdasar pada asset dan ke-2 paling besar di fragmen Credit Kepemilikan Rumah dengan market share seputar 9-10%. Bumiputra-Commerce Holdings Berhad (BCHB) menggenggam kepemilikan sebagian besar semenjak 25 November 2002, lalu diarahkan pada CIMB Grup, anak perusahaan yang dipunyai seutuhnya oleh BCHB, pada 16 Agustus 2007.

Menjadi salah bank sangat inovatif di Indonesia, Bank Niaga mengenalkan service ATM pada tahun 1987 serta mengaplikasikan skema perbankan online pada tahun 1991. Lebih dari 6.000 karyawan, Bank Niaga tawarkan serangkaian komplet produk serta layanan perbankan, baik konvesional ataupun syariah lewat 256 kantor cabang di 48 kota di Indonesia.

Bank Niaga mempunyai reputasi yang begitu baik di bagian service nasabah serta tata kelola perusahaan, dan sudah melahirkan banyak bankir andal di Indonesia. Lewat jaringan kantor cabang serta ATM yang luas dan keberagaman jalan distribusi perbankan elektronik, Bank Niaga melahirkan service perbankan yang dikemas sesuai dengan hasrat nasabahnya.

Di antara beberapa penghargaan sempat di terima salah satunya rangking pertama untuk Performance Management and Training and Development pada arena HR Execellence Award 2007, dinobatkan menjadi Bank Terunggul oleh Majalah Investor, dan predikat “The Most Consistent Bank in Service Exellence” oleh Marketing Research Indonesia pada tahun 2006.

Saat lima tahun beruntun pada 2003 – 2007, Bank Niaga mendapatkan penghargaan Laporan Tahunan Terunggul untuk kelompok perusahaan swasta public bidang keuangan dalam Annual Report Award.

Selintas Bank Lippo 

Bank Lippo dibangun pada bulan Maret 1948. Menyusul merger dengan PT Bank Umum Asia, Bank Lippo menuliskan sahamnya di Bursa Dampak pada November 1989. Pemerintah RI jadi pemegang saham sebagian besar di Bank Lippo lewat program rekapitalisasi yang dikerjakan pada 28 Mei 1999. Pada tanggal 30 September 2005, sesudah mendapatkan kesepakatan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad mengakuisisi kepemilikan sebagian besar di Bank Lippo.

Mulai sejak itu, Bank Lippo berjalan cepat mengaplikasikan taktik perkembangan yang baru, yang didesain untuk membawa Bank Lippo sama dengan bank kelas dunia. Bank Lippo mempelopori service E-Banking di Indonesia. Sekarang ini, Bank Lippo adalah salah satunya bank terpenting di Indonesia dengan hampir 5.000 karyawan, yang mendatangkan produk serta service perbankan berkualitas lewat 401 kantor cabang serta 722 ATM untuk melayani nasabah di lebih dari 120 kota di semua Indonesia.

Proses merger dikerjakan lewat cara Commerce International Merchant Bankers (CIMB) Grup beli 51% saham Bank Lippo yang dipunyai oleh Santubong Ventures, anak perusahaan dari Khazanah. Khazanah sendiri ialah perusahaan besar di bagian keuangan asal Malaysia. Keseluruhan pembelian saham Bank Lippo oleh CIMB Grup Rp 5,9 triliun atau sama dengan 2.1 miliar ringgit Malaysia. Menjadi alternatifnya Khazanah akan mendapatkan 207,1 juta lembar saham baru di Bank Bumiputra.

Commerce Holding Berhad ( BCHB ) yaitu perusahaan pemilik CIMB Grup. 

Semua saham Bank Lippo akan diganti jadi saham Bank Niaga dengan rasio 2.822 saham Bank Niaga per 1 lembar saham Bank Lippo. Semua asset serta keharusan Bank Lippo akan diarahkan ke Bank Niaga. Dalam proses merger itu CIMB tawarkan sarana voluntary serta standby facility yang sangat mungkin pemegang saham minoritas dikedua bank untuk melepas saham mereka serta tidak berperan serta dalam proses merger.

Nilai saham untuk Bank Niaga ialah Rp 1.052 per saham serta Bank Lippo jadi Rp 2.969 per saham. Transaksi formasi CIMB serta Khazanah dalam bank baru itu semasing akan mempunyai 58,7 serta 18,7 %. Bank CIMB Niaga ada untuk selalu meneruskan kebiasaan serta legacy terunggul dari dua bank besar serta terpenting di Indonesia, Bank Niaga serta Bank Lippo. Ke-2 bank itu mempunyai pengalaman yang panjang dalam memberi service sempurna buat beberapa nasabahnya di semua tanah air, hingga makin menguatkan tempat Bank CIMB Niaga dalam lansekap industri perbankan tanah air.

Proses merger menyertakan dua institusi perbankan terpenting di Indonesia yakni Bank CIMB Niaga (setelah itu di ucap Bank Niaga) serta Bank Lippo, jadi Bank CIMB Niaga. Merger ini bermula dari kebijaksanaan BI tentang kepemilikan tunggal di Indonesia, di mana pemegang saham sebagian besar dari Bank Niaga ataupun Bank Lippo pilih merger menjadi pilihan terunggul untuk kebutuhan semua stakeholder. Merger ini membuat bank ke enam paling besar di Indonesia berdasar pada asset. Kombinasi kelebihan ke-2 bank membuat satu bank yang lebih baik serta berkompetisi dan tumbuh di tengah semakin ketatnya pertarungan bidang perbankan Indonesia. Buat CIMB Grup, merger ini akan memperkokoh tempat serta tingkatkan prospek pertumbuhannya menjadi grup usaha terpenting di Asia Tenggara.

PT Bank CIMB Niaga di pimpin oleh Dewan Komisaris serta Dewan Direksi dengan kolektif dari deretan Komisaris serta Direksi Bank Niaga dan Bank Lippo. Bank hasil merger ini akan membuat bank yang disebut bank paling besar ke-lima di Indonesia berdasar pada jumlahnya asset serta tabungan dengan keseluruhan asset Rp 95,2 triliun, keseluruhan tabungan Rp 78,1 triliun serta keseluruhan kantor cabang lebih dari 650 di semua Indonesia (data per 31 Maret 2008). Gagasan merger ini pula searah serta adalah langkah positif yang diambil terkait dengan misi Bank Indonesia (BI) untuk membuat institusi keuangan lokal yang semakin besar serta kuat di Indonesia, di mana perihal ini juga searah dengan Arsitektur Perbankan Indonesia (API).

Visi serta Misi Perusahaan 

Visi CIMB Grup “ Jadi Bank Universal sangat berharga di Asia Tenggara ” 

Misi CIMB Grup “ Jadi Bank terpercaya di Indonesia yang disebut sisi dari Bank Universal terpenting di Asia Tenggara dengan mengerti keperluan konsumen setia, menyiapkan jalan keluar keuangan yang pas serta menyeluruh dan bangun jalinan yang berkepanjangan.”

Jumat, 23 November 2018

Sejarah Singkat Perusahaan PT. BNI Syariah

Sejarah Singkat Perusahaan PT. BNI Syariah

Sejarah Singkat Perusahaan PT. BNI Syariah

Bank BNI Syariah termasuk salah satu pelopor berdirinya dan berkembangnya bank-bank syariah di Indonesia karena Bank BNI Syariah merupakan bank besar yang pertama membuka unit syariah.

1) Tahun 2000
Pada mula Maret 2000 dibuka tim proyek cabang syariah dengan tujuan untuk memperluas segmen pasar. Pada tanggal 29 April 2000 dibuka lima cabang perdana, saat ini telah terdapat 2 cabang syari’ah prima dan 12 cabang reguler dan 14 KCPS. PT.Bank BNI Tbk membentuk Unit Usaha Syariah (UUS) untuk merespon kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih tahan terhadap krisis ekonomi. Dimulai dengan lima kantor cabang yakni di yogyakarta, malang, pekalongan, jepara, dan banjarmasin.

2) Tahun 2002
Tanggal 8 Juli 2002 sejalan dengan peningkatan load business, organisasi unit usaha syari’ah ditingkatkan menjadi Devisi Usaha Syariah (USY). UUS BNI menghasilkan laba pertama sebesar Rp.7,189 miliar dengan dukungan tujuh cabang.

3) Tahun 2003-2004
November 2004 BNI Syariah mendapatkan penghargaan sebagai “the most profitable islamic bank” dari bank Indonesia berkat kinerja Bank BNI Syariah selama 1 tahun 2003. Berturut-turut UUS BNI mendapatkan penghargaan the most profitale bank diantara dua BUS dan delapan UUS.


4) Tahun 2009
Pembentukan tim implementasi bank umum syariah yang akan mentransformasikan UUS BNI menjadi PT.Bank BNI Syariah sebagai implementasi dari UU Perbankan Syariah No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah didukung dengan peraturan bank indonesia No.11/10/PBI/2009 tanggal 19 maret 2009 tentang pemisahan unit usaha syariah dari bank konvensional

5) Tahun 2010
BNI Syariah siap memasuki pasar, awal 2010. Unit syariah Bank BNI resmi melakukan pemisahan (spin off) dari induknya. Para pemegang saham dan dewan komisaris BNI telah menyetujui rencana BNI Syariah itu menjadi bank umum murni syariah. Berdasarkan surat Keputusan Guberbur Bank Indonesia No.12/41/KEP.GBI/2010, PT.Bank BNI Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah pada tanggal 19 juni 2010 dengan 27 kantor cabang, 31 kantor cabang pembantu dan 600 kantor cabang BNI konvensional yang selalu triliun,naik 21% dari juni 2010.

6) Tahun 2011
PT. Bank BNI Syariah melakukan laba Rp.66 miliar dengan dukungan 38 cabang, 54 kantor cabang pembantu yang bisa di jangkau dengan Mengendarai Sepeda Motor,4 kantor kas,serta lebih dari 1.000 syariah channeling outlet BNI ( SCO BNI) dengan total aset Rp.8,4 triliun pada akhir desember 2011.

Visi dan Misi Bank BNI Syariah
Visi : Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja
Misi :
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah
3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah
5. Menjadi aturan tata kelola perusahanan yang amanah
Motto : Memberikan yang terbaik sesuai kaidah

Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Bank BTPN, Tbk


Panah Leqa - Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) pada awalnya bernama Bank Pegawai Pensiunan Militer (BAPEMIL) dengan status usaha sebagai Badan Perkumpulan yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman kepada para anggotanya, didirikan di Bandung tanggal 05 Februari 1958 oleh 6 orang Purnawirawan ABRI dan seorang Ibu, yaitu : Rd. Ramelie Tjokroadiredjo, M.R.L. Siahaan, Abdul Hamid, Abdurrachman, Moch. Abdul Fattah, Ibrahim Bejk, dan Ibu Rd. Ayu Pandamrukmi Tjokrodiredjo (Sipil). BAPEMIL memiliki tujuan yang mulia yakni membantu meringankan beban ekonomi para pensiunan, baik Angkatan Bersenjata Republik Indonesia maupun Sipil, yang ketika itu pada umumnya sangat kesulitan bahkan banyak yang terjerat rentenir. Perubahan BAPEMIL menjadi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, Dalam rangka memenuhi ketentuan Undang Undang nomor 14 tahun 1967, tentang Pokok-Pokok Perbankan, pasal 12, ayat (1) dan (2), yaitu bahwa bank harus berbentuk PT, maka pada tanggal 16 Pebruari 1985 BAPEMIL berubah status menjadi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional, dengan ditetapkan 23 orang sebagai Pendiri sekaligus sebagai Pemegang Saham.

BAPEMIL resmi dibubarkan terhitung 31 Maret 1986 dan kegiatan usaha dilanjutkan PT BTPN. Keputusan RUPSLB tanggal 26 Pebruari 1986, bahwa terhitung mulai tgl 1 April 1986 semua hak dan kewajiban. Perkumpulan BAPEMIL yang meliputi Kantor Pusat dan Kantor-kantor cabangnya serta Kantor-kantor Cabang Pembantunya beralih menjadi hak dan kewajiban PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional. Januari 1987 menjadi anggota ke-66 PERBANAS, SK nomor: 600.1.1987, tanggal 1 Juli 1987. Perubahan Bank BTPN menjadi Bank Umum melalui SK Menteri Keuangan nomor Kep. 0551KM.171 1993 tanggal 22 Maret 1993, tentang Izin Usaha PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional di Bandung. Izin dimaksud meliputi 26 kantor cabang. sebagai bank umum, Bank BTPN memberikan jasa-jasa perbankan, meliputi: Simpanan Giro, Tabungan, Deposito (Deposito berjangka dan Sertifikat Deposito), Pinjaman yang diberikan (Pensiunan, Deposan, Pegawai Aktif /PNS/ABRI/BUMN, serta Kredit Umum), Pelayanan Jasa Bank (kliring, transfer, Inkaso, ATM). Berlakunya Undang-Undang nomor 7 /1992 yang kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang No. 1011998, tentang Perbankan, bank menjadi dua jenis yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Akuisisi Saham Bank BTPN, Undang – Undang Nomor I/1995, tentang Perseroan Terbatas, mengharuskan modal ditempatkan dan disetor penuh. Kondisi moneter dampak naiknya kurs dolar di Indonesia mempengaruhi kehidupan perbankan nasional, berdasarkan hasil RUPSLB, maka tanggal 5 Desember 1997 saham milik 23 orang pemagang saham diakuisisi oleh PT. Bank Nasional dan Bakrie Group, dengan komposisi (85%) : (15%). Akta jual beli No. 8 dan 9 oleh Notaris Toety Juniarto, tanggal 5 Desember 1997. Perubahan status Bank BTPN diatas mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam Surat Bank Indonesia No.26/UPBD2/Bd tanggal 22 April 1993 yang menyatakan status perseroan sebagai Bank Umum. Pada tahun 2008 Bank BTPN melakukan IPO dan diubah menjadi PT. Bank BTPN, Tbk. Pada tanggal 12 Maret 2008 Bank BTPN melakukan Go Public dengan melepas saham milik pemerintah Republik Indonesia c.q. PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebesar 28.39%. Tanggal 14 Maret 2008 TPG Nusantara, S.a.r.l mengakuisisi Bank BTPN, sehingga menjadi pemegang saham pengendali.


Visi PT. Bank BTPN, TbkPengembangan jaringan kantor dalam rangka mendukung program peningkatan kualitas dan market share serta pelayanan yang prima kepada nasabah adalah merupakan salah satu kunci keberhasilan PT. Bank BTPN, Tbk.
 
Keberhasilan ini terwujud melalui visi yang telah di tetapkan, yaitu :
“Menjadi penyedia jasa keuangan retail yang terpilih dan penuh kepedulian di Indonesia”.
Berkat kepercayaan yang tinggi dari berbagai pihak, PT. Bank BTPN, Tbk berhasil memfokuskan usahanya pada segmen tertentu yaitu melayani nasabah yang mayoritas para pensiun. Berangkat dari keberhasilan ini PT. Bank BTPN, Tbk juga telah menyusun strategi untuk mengembangkan usahanya dan merangkul nasabah serta deposan baru dengan mendirikan beberapa Ladies Branch yang bertujuan untuk pengembangan bisnis dengan konsep individual banking serta membuka kantor cabang di wilayah timur Indonesia.
 
Misi PT. Bank BTPN, TbkDalam penjabaran visi PT. Bank BTPN, Tbk tersebut diatas maka ditetapkan pula misi PT. Bank BTPN, Tbk sebagai berikut :
  1. Melaksanakan Good Coorporate Governance (GCG) di setiap pengoperasian bisnis PT. Bank BTPN, Tbk
  2. Menyediakan beragam produk dan layanan yang sesuai dengan bisnis PT. Bank BTPN, Tbk kepada nasabah kami
  3. Memberikan pengalaman brand yang penuh arti bagi pemangku kepentingan (stakeholders) PT. Bank BTPN, Tbk setiap saat dimanapun kami berada secara konsisten
  4. Menjamin keamanan, kepercayaan, dan kemudahan akses bagi nasabah PT. Bank BTPN, Tbk melalui penggunaan teknologi mutakhir di setiap bisnis kami.

Kamis, 22 November 2018

Sejarah Rumah Sakit Dr. Ciptomangunkusumo (RSCM)





Panah Leqa - Sejarah RSUPN Dr Ciptomangunkusumo, tidak terlepas dari sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, karena perkembangan kedua instansi ini adalah saling tergantung dan saling mengisi satu sama lain. Pada tahun 1896, Dr H.Roll ditunjuk sebagai pimpinan pendidikan kedokteran di Batavia (Jakarta), saat itu laboratorium dan sekolah Dokter Jawa masih berada pada satu pimpinan. Kemudian tahun 1910, Sekolah Dokter Jawa diubah menjadi STOVIA, cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.



Dalam bulan Nopember tahun 1919 Pimpinan beserta staf rumah sakit Stadsverband yang terletak di Glodok dipindah ke gedungnya yang baru di Salemba. Penderitanya yang waktu itu berjumlah sekitar 300 orang dipindah dengan truk dalam waktu satu hari. Pada tanggal 19 November 1919 didirikan CBZ (Centrale BurgelijkeZiekenhuis) yang disatukan dengan STOVIA. Sejak saat itu penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kedokteran semakin maju dan berkembang fasilitas pelayanan kedokteran spesialistik bagi masyarakat luas.



Sekitar waktu yang sama School ter Opleiding van Indische Artsen (STOVIA)= Sekolah Dokter waktu itu) secara bertahap juga dipindah ke Salemba disamping nya Rumahsakit. Memang sejak semula Rumahsakit dan STOVIA direncanakan dibangun di satu lokasi yaitu untuk memudahkan STOVIA mendapatkan penderita yang diperlukannya bagi pendidikan dan sebaliknya memudahkan CBZ mendapatkan tenaga spesialis bagi pelayanan kesehatan kepada masyarakat luas. Kerjasama ini dimudahkan karena Kepala Bagian STOVIA yang tadinya hanya berkewajiban memberi pendidikan juga diberi tanggungjawab merawat penderita ke bangsal.



Fasilitas Rumahsakit di Salemba jauh lebih lengkap dan sempurna daripada fasilitas yang dimiliki STOVIA sebelumnya. Hal ini memungkinkan STOVIA untuk membuka poliklinik tiap hari yang tadinya hanya dua hari setiap minggu. Failitas Rumahsakit yang memadai inilah kemudian merupakan faktor penting yang memungkinkan STOVIA di tahun 1927 dijadikan Pendidikan Tinggi Kedokteran (Geneeskundige Hoogeschool). Periode sampai pecah perang dunia ke-II ditandai oleh berkembangnya berbagai spesialisasi. Mula-mula jumlah spesialisasi terbatas yaitu Bedah (yang mencakup Obstetri dan Ginekologi), Penyakit Dalam, Saraf, Mata dan Kulit. Kemudian berkembang sebagai spesialisme tersendiri Obstetri dan Ginekologi, Neurologi, Psikiatri, Pediatri dan Radiologi.



Bulan Maret 1942, saat Indonesia diduduki Jepang, CBZ dijadikan rumah sakit perguruan tinggi (Ika Daigaku Byongin). Pendudukan Jepang tidak ditandai oleh perkembangan baru. Nama Rumahsakit diubah menjadi Rumahsakit Perguruan Tinggi dan Geneeskundige Hoogeschool menjadi Ika Dai Gakku. Sewaktu pendudukan Jepang DOKTER MOCHTAR dari Laboratorium Kesehatan Pusat dihukum pancung karena dituduh melakukan subversi dan sabot.



Setelah pada tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya maka untuk pertama kalinya pimpinan Rumahsakit berada di bawah Bangsa Indonesia sendiri. Mulai saat itu RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) bersama Perguruan Tinggi Kedokteran mempertahankan diri terhadap Belanda yang berusaha untuk berkuasa kembali. Pada bulan Pebruari tahun 1947 Perguruan Tinggi Kedokteran diduduki dengan kekerasan oleh Belanda. Pada peristiwa itu mahasiswa kedokteran SULUH HANGSONO jatuh sebagai korban.



Pada tahun 1945, CBZ diubah namanya menjadi “Rumah Sakit Oemoem Negeri (RSON), dipimpin oleh Prof Dr Asikin Widjaya-Koesoema dan selanjutnya dipimpin oleh Prof.Tamija. Tahun 1950 RSON berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). Setelah Belanda mengundurkan diri yaitu setelah “Souvereiniteitserkenning” maka Pimpinan Rumahsakit berbalik kembali ke tangan Bangsa Indonesia. Waktu itu Pimpinan menghadapi tugas yang amat berat yaitu membangun Rumahsakit yang telah mengalami disintegrasi akibat pendudukan Belanda dan Jepang.



Selain daripada itu sebagai konsekwensi daripada kemerdekaan Bangsa Indonesia terjadilah perkembanganperkembangan yang dengan sendirinya menimbulkan masalah sebagai berikut: 
(1). Penduduk kota Jakarta meningkat secara luar biasa. Perkembangan penduduk ini disertai oleh meningkatnya pengertian masyarakat mengenai kesehatan. Hal ini menyebabkan bahwa jumlah pengunjung Rumahsakit meningkat sedangkan fasilitas Rumahsakit waktu itu belum sempat diperluas untuk dapat menampung peningkatan ini dengan baik.

(2). Kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran serta adanya “rising demands” daripada masyarakat menyebabkan timbulnya berbagai Spesialisasi dan Superspesialisasi yang dengan sendirinya memerlukan tambahan sarana dan personalia.

(3). Jumlah mahasiswa kedokteran yang sangat meningkat yang pendidikan kliniknya harus ditampung di Rumahsakit.



Selain daripada kesulitan-kesulitan tersebut maka terbatasnya keuangan waktu itu sangat

dirasakan sebagai hambatan bagi perkembangan Rumahsakit dan bagi penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang memadai.



Pada Tanggal 17 Agustus 1964, Menteri Kesehatan Prof Dr Satrio meresmikan RSUP menjadi Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo (RSTM) yaitu nama seorang Dokter dan seorang Pahlawan Nasional. sejalan dengan perkembangan ejaan baru Bahasa Indonesia, maka diubah menjadi RSCM. Pada tanggal 13 Juni 1994, sesuai SK Menkes nomor 553/Menkes/SK/VI/1994, berubah namanya menjadi RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo. Berdasarkan PP nomor 116 Tahun 2000, tanggal 12 Desember 2000,  RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo ditetapkan sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan) RS Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta. Dalam perkembangan selanjutnya, Perjan RSCM berubah menjadi Badan Layanan Umum berdasarkan PP.Nomor 23 tahun 2005.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Badan Layanan Umum yang selanjutnya disebut BLU adalah instansi pemerintah di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan (BLU) bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah menajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan. kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Badan Layanan Umum BLU) bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan penerapan praktek bisnis yang sehat. Praktek bisnis yang sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah menajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu dan berkesinambungan.

Sejarah dan Profil Perusahaan Garuda Indonesia (Persero), Tbk.

Sejarah dan Profil Perusahaan Garuda Indonesia (Persero), Tbk.

Sejarah dan Profil Perusahaan Garuda Indonesia (Persero), Tbk. 

Panah Leqa - Garuda Indonesia adalah perusahaan maskapai penerbangan pertama di Indonesia yang tetap memiliki komitmen mengawasi nilai-nilai perusahaan. Dalam aplikasinya, Garuda Indonesia memerlukan komunikasi yang bisa mencapai semua stakeholder internal perusahaan untuk sampai persetujuan bersama dengan sekaligus juga tingkatkan kualitas sumber daya manusianya. Karena itu, dibentuklah Pusat Pendidikan serta Kursus Garuda Indonesia yang sekarang diketahui dengan divisi Learning and Development atau Garuda Indonesia Training Center (GITC).

Riwayat Garuda Indonesia (Persero), Tbk. 

Riwayat Garuda Indonesia terkait dengan bangsa serta perjuangan untuk kemerdekaan. Garuda Indonesia pertama-tama mengudara pada tahun 1949 dengan Dakota DC-3. Di akhir tahun 1950, Garuda sudah mempunyai 38 pesawat terbang 22 DC3s, delapan pesawat laut Catalina serta delapan Convair 240s. Pada tahun 1953, armada kami berkembang jadi 46 buah dengan penambahan delapan Convair 340s, serta di tahun 1954 empat belas De Havilland Herons juga ditambahkan. Pesawat amfibi Catalina dicabut dari pengoperasian pada tahun 1955.

Garuda Indonesia mulai melayani penumpang ke Bali pada tahun 1951 dengan memakai Douglas Dakota DC-3. Di tahun 1969 Garuda resmikan penerbangan Denpasar-Sidney dengan memakai pesawat terbang Douglas DC-8. Saat sekian tahun, Bali dengan berkelanjutan sudah dinobatkan menjadi “Pulau Terunggul di Dunia”, serta Garudamemainkan peranan terpenting dalam meningkatkan Bali menjadi arah turis internasional Pada Pertemuan Asia Afrika bersejarah yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat 19 April 1955, Garuda Indonesia jadi maskapai penerbangan sah, serta menerbangkan delegasi dari 29 negara, termasuk juga Kepala Negara, ke Bandara Kemayoran, Jakarta Utara, sebelum lakukan perjalanan ke Bandung. Pada perayaan ulang tahun ke-50 Pertemuan Asia Afrika,April 2005, Garuda Indonesia kembali jadi maskapai sah, yang menerbangkan 75 Kepala Negara,termasuk juga Bapak Kofi Annan, Sekretaris Jendral PBB dari Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta ke tempat perayaan dilangsungkan di Bandung.

Pada bulan Juni 1956, untuk kali pertamanya Garuda Indonesia menjalankan penerbangan Haji dengan membawa rombonganke Saudi Arabia dengan Convair-340. Ini hari, kami sudah menerbangkan lebih dari 100.000 rombongan Haji ke Jeddah dari Indonesia tiap-tiap tahunnya.

Pada tahun 1961, pesawat bermesin turbo Lockheed Electra masuk dengan armada Garuda, serta aktifkan peluncuran service penerbangan ke Hong Kong.Di tahun 1965, Garuda Indonesia adalah maskapai pertama di Asia Tenggara yang tawarkan service jet antar benua dari Jakarta ke Amsterdam lewat Kolombo, Bombay, Roma, serta Praha. Penerbangan memakai pesawat berteknologi mutakhir Convair 990A. Jet bermesin-empat ini adalah pesawat komersial pertama yang diperlengkapi dengan mesin turbofan serta masih tetap menggenggam rekor menjadi pesawat sipil sub-sonic paling cepat dalam dunia.

Tahun 1969, pesawat terbang Fokker F-27 turboprop ambil fungsi dalam service rute domestik serta dua buah pesawat terbang DC 9 diantar. Dua buah jet F28 ditambahkan di tahun 1971 serta di tahun 1980 Garuda mempunyai 24 buah pesawat terbang DC9 serta 33 buah F28. Selain itu, pesawat terbang DC10 untuk kali pertamanya diantar pada tahun 1976, serta di tahun 1980 pesawat Boeing 747-200 dihadirkan. Lalu, pada 1983, dihadirkan pesawat Airbus seri A300 yang pertama, dibarengi oleh pesawat Airbus A300-600, BoeingB737-300, B737-400, serta pesawat terbang McDonnell Douglas MD11 di akhir dekade serta awal tahun 1990. Dari pertama tahun 1970 sampai pertengahan tahun 1980, Garuda Indonesia menjalankan armada paling besar jet kembar Fokker Fellowship F-28. Saat itu, armada Fokker F-28 terbagi dalam 42 buah pesawat terbang, termasuk juga MK-1000 dari tahun 1971, MK-30000 dari tahun 1976, serta MK-4000 dari vs termaju tahun 1984. Pesawat terbang F-28 akhiri servicenya dengan Garuda Indonesia pada 5 April 2001 serta masuk dengan Citilink, maskapai bertarif rendah.


Garuda Indonesia memakai pesawat terbang jet pada semua armadanya pada tahun 1977, dengan digantinya pesawat terbang Fokker Friendship F-27 turboprop dengan jet kembar Fokker Fellowship F-28 MK-3000. Armada Garuda terbagi dalam empat pesawat terbang bertubuh lebar Douglas DC-10, tiga Douglas DC-8, delapan belas Douglas DC-9, serta tigapuluh dua Fokker F-28. Armada yang semua terbagi dalam pesawat jet sangat mungkin Garuda Indonesia tawarkan tingkat baru kenyamanan serta keandalah di semua Indonesia serta sekelilingnya.

Pada tahun 1980, pesawat jet jumbo Boeing B747-200 pertama-tama diantar. Di tahun 1984, armada Garuda terbagi dalam 4 pesawat Boeing 747-200, 6 pesawat Douglas DC-10, 9 pesawat Airbus A300-B4 (Forward Facing Crew Cockpit), 24 pesawat Douglas DC-9, serta 36 pesawat Fokker Fellowship F-28.

Pas tanggal 21 Januari 1982, Garuda Indonesia jadi maskapai pertama yang menjalankan pesawat Airbus A300-B4 FFCC (Forward Facing Crew Cockpit), dengan memakai dek penerbangan analog dua-orang (two-man analog flight deck) yang didesain spesial, cikal akan kokpit dengan dua kaca sudah dipakai pada semua pesawat moderen di jaman ini. Pada tahun 1985, Pusat Pemeliharaan Sarana Garuda di Bandara Internasional Soekarno-Hatta serta Pusat Kursus Garuda di Jakarta Barat dibuat.

Pada bulan Agustus 2009, Garuda Indonesia mulai terima pengiriman 50 pesawat Boeing B737-800NG (Next Generation) untuk penuhi tuntutan hari esok di industri perjalanan yang selalu beralih.

Di tahun 2011, Garuda Indonesia akan terima pengiriman 10 pesawat Boeing B777-300 ER (Extended Range) pertama, yang bisa menerbangkan 365 penumpang (type tiga kursi) dengan perjalanan 14.685 km tiada henti.

Riwayat Garuda Indonesia Training Center (GITC) 
PT Garuda Indonesia semenjak berdiri pada awal tahun 50-an ditujukan untuk mendidik serta melatih sendiri semua pegawai di bagian :
1. Training Flight Deck Personil (OT) dari Dinas Operasi Penerbangan (OZ)
2. Maintenance Training (MT) dari Dinas Tehnik (MZ)
3. Sisi Pendidikan serta Kursus Umum (IT) dari Biro Personalia 
Tahun 1952, dibentuklah General Service dimana sisi pendidikan masuk didalamnya dengan nama Vocational Training Department, sisi yang lain ialah Personnel Dept., Catering Dept., serta Legal Dept.

Lalu tahun 1954 Personnel Department mengurus Pendidikan serta A.J. de Smet ditunjuk menjadi kepala Masalah Pendidikan, berada di Gunung Sahari no. 52. Ruang-ruang kelas berjajar, yang banyaknya sekitar lima buah serta terdapat di gwding yang tidak jauh dari kantor, yakni di Jalan Angkasa – Kemayoran, dekat Airport. Setelah itu pada 1 Agustus 1960 masalah pendidikan beralih namanya jadi Sisi Pendidikan serta masih tetap bernaung dibawah Dinas Kepegawaian, bertepatan dengan itu, Pimpinan garuda menunjuk Sjahrul tamala menjadi kepala sisi pendidikan menukar A.J. de Smet yang sudah tuntas waktu pekerjaannya.

Lantas, di tahun 1960 berlangsung pergantian organisasi perusahaan, di mana Sisi Pendidikan yang sebelumnya ada dalam naungan Dinas Kepegawaian berdiri sejajar dibawah Dinas Umum. Tanggal 18 Oktober 1960, M.D. Tresna Wiriamihardja, sebelumnya Station Manager Garuda Kemayoran, diangkat jadi Kepala Sisi Pendidikan menukar Sjahrul Tamala yang kembali pada pos sebelumnya Dinas Operasi Darat. Dalam waktu pimpinan beliau, ruangan kelas yang sebelumnya cuma ada lima buah, ditambah banyaknya jadi 20 ruangan kelas.

Pada tanggal 1 Juli 1962, jabatan Kepala Sisi Pendidikan berubah dari M.D. Tresna Wiriamihardja pada Drs. Soemarmo. Lalu pada tanggal 1 Juanuari 1966 G.S. Joewono, petinggi senior di Sisi pendidikan Garuda, diangkat jadi Kepala Sisi Pendidikan menukar Drs. Soemarmo. Selain itu di tahun 1966 kantor sisi Pendidikan geser dari jalan Gunung Sahari No. 52 ke jalan Patrice Lumumba (saat ini jalan Angkasa) Kemayoran, tempati Link Training. Dengan begitu jadi gedung kantor serta kelas ada pada sebuah lokasi. Kantor lama jadikan Mess Gunung Sahari untuk beberapa Trainers.

Sebab kemajemukan serta kekhususan penanggungan dalam bagian maintenance Engineering, pada tahun 1978 Pendidikan Tehnik yang awal mulanya ada dibagian Pendidikan dikombinasi kembali pada Dinas Tehnik. Pendidikan serta Kursus buat karyawan tehnik dimaksud Maintenance Training yang dijabat oleh Ir. R.M. Praminto semenjak tanggal 15 Maret 1978.

Management mengerti utamanya penidikan dalam ikuti perkembangan indutri penerbangan. Untuk meniptakan manpower ynn professional dalam bidangnya semasing, dibentuklah project “Tangerine” yang mempunyai tujuan menjadikan satu kegiatan-kegiatan pendiikan pada sebuah wadah, satu tempat, serta satu pimpinan, jadi satu kesatuan : Pusdiklat Garuda Inonesia. Tempat yang diambil ialah Duri Kosambi, satu daerah di Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, letaknya tidak jauh dari Bandara Soekarno Hatta, kurang lebih 3,5 km mengarah selatan dari kota Kecamatan Cenkareng. Diatas tanah seluas kurang lebih 6,5 hektar inila dibuat Universitas Pusdiklat Garuda yang komplet, indahm nyaman, serta megah

Pada pertenahan tahun 1883 dimulailah pembangunan fisik gedung Pusdiklat yang realisasinya dikerjakan dalam dua step. Step pertama gedug Diklat Awak Kokpit serta Diklat Awak Kabin yeng terbagi dalam:
1. Unit Simulator (3 buah)
2. Unit ligt Safety Mok Up (1 buah)
3. Unit Cockpit Procedure Trainer (2 buah)
4. Unit Laboraturium Bahasa (1 unit)
5. Unit Link Trainer (1 buah)
6. Unit Ruangan Kelas (12 buah)
7. Unit Perkantoran 
Pada tangal 1 uni 1884 dengan Surat Ketetapan Direktur NO : DS-001/84 dibuat satu Susunan Biro Pusat Pendidikn serta Kursus (PUSDIKLAT) yang dengan organisatoris ada langsung di baah Direktur Penting.

Setelah itu pada 22 Oktober 1984 gedung Pusdiklat step pertama mulai dipakai. Sesaat penyelesaian step ke-2 gedung Pusdiklat yang terbagi dalam geung Management, Auditoium, 13 ruangan kelas, asrama dengan 40 kamar tidur dan fasilitas berolahraga dikerjakan, jadi beberapa pekerjaan pendidikan masih tetap dikerjakan di gedung lama Kemayoran.


Peresmian pembangunan step ke-2 ini diadakan pada tangaal 10 November 1986, bertepatan dengan peresmian sarana Bisnis rental mobil serta kursus PT Garuda Indonesia oleh Menteri Perhubungan Roesmin Noerjadin. Saat itu,, Pusdiklat beralih nama jadi DINDIKBANG atau Dunas Pendidikan serta Peningkatan yang mengurus lima bagian diklat semasing :
1. Diklat Awak Kokpit
2. Diklat Tehnik
3. Diklat Niaga
4. Diklat Passanger Service
5. Diklat Umum serta Management 
Dengan berdirinya DINDIKBANG,, keperluan tenaga di semua deretan Garuda Indonesia bisa dipenuhi. G.S. Juwono menjabat menjadi Kepala Biro Pendidikan serta Kursus pertama, yakni terhitung mulai tanggal 10 Juni 1984 s/d 31 Desember 1985. Mengenai Kepala Biro Pendidikan serta Kursus ke-2 ialah Capt. Bobby Faisal, menjabat mulai 1 Januari 1986 s/d 28 Februari 1988. Setelah itu Pusat Pendidikan serta Kursus dijabat oleh Capt. Dharmadi.

Tanggal 20 Juli 1990 dikeluarkan Surat Ketetapan No.DQ/SKEP/5005/90 yang mengendalikan mengenai organisasi di lingkungan Pusat Pendidikan serta Kursus PT Garuda Indonesia serta bertepatan dengan itu, DINDIKBANG sah bertukar jadi PUSDIKLAT (Pusat Penidikan serta Kursus). Bersamaan dengan mengembangnya Garuda Indonesia menadi perusahaan terbuka, jadi lalu PUSDIKLAT bertukar nama jadi Garuda Indonesia Training Center serta disadari menjadi divisi Learning and Development PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Visi serta Misi Perusahaan i) Visi Garuda Indonesia

Jadi perusahaan penerbangan yang andal dengan tawarkan service yang berkualitas pada penduduk dunia dengan keramahan Indonesia

ii) Misi Garuda Indonesia

Menjadi perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa (flag carrier) Indonesia yang mempromokan Indonesia pada duania untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional dengan memberi service yang profesional. 

Kamis, 15 November 2018

Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk (Bank BTN)

Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara, Tbk (Bank BTN)

Panah Leqa - Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklikij Besluit No.27 tanggal 16 Oktober 1987 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga tahun 1939 telah memiliki 4 (empat) cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya dan Makasar. Pada tahun 1940 kegiatanya terganggu, sebagai akibat penyeburan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar - besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun demikian keadaan keuangan POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.

Pada tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan untuk menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintah Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu cabang Yogyakarta. Proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambil alihan TYOKIN KYOKU dari pemerintah Jepang ke RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS. Bapak Darmosoetanto ditetapkan oleh pemerintah RI menjadi Direktur yang pertama.

Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan uang Republik Indonesia (ORI). Tetapi kegiatan KANTOR TABUNGAN POS tidak berumur panjang, karena agresi Belanda (Desember 1946) mengakibatkan didudukinya semua kantor termasuk kantor cabang dari KANTOR TABUNGAN POS hingga tahun 1949. Saat KANTOR TABUNGAN POS diganti menjadi BANK TABUNGAN POS RI, lembaga ini bernaung dibawah Kementrian Perhubungan. Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang substantive bagi sejarah BTN adalah dikeluarkan UU Darurat No.9 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 yang mengubah nama “POSTSPAARBANK IN INDONESIA” berdasarkan staatblat no.295 tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementrian dari Kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan dibawah menteri Urusan Bank Sentral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal lahir Bank Tabungan Negara. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 tahun 1953 tanggal 18 Desember 1953. Perubahan nama dari BANK TABUNGAN POS menjadi BANK TABUNGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 tahun 1963 tanggal 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 tahun 1964 tanggal 25 Mei 1964.

Penegasan status BANK TABUNGAN NEGARA sebagai bank milik Negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (Sejak Tahun 1964) BANK TABUNGAN NEGARA menjadi BI unit V. Jika tugas utama saat pendirian POSTPAARBANK (1987) sampai dengan BANK TABUNGAN NEGARA (1968) adalah gerak dalam lingkup penghimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BANK TABUNGAN NEGARA ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR (Kredit Pinjaman Rumah) dan untuk pertama kalinya penyaluran KPR terjadi tanggal 10 Desember 1976, karena itulah tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No.7 tahun 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi perusahaan perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Cooper, pemerintah melalui Menteri BUMN dalam surat S-544/M/2000 memutuskan bank BTN sebagai bank umum fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

Visi dan Misi serta Budaya Perusahaan
1. Visi
Menjadi bank yang terkemuka dalam Meningkatkan Kinerja Motor Anda dengan pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah.

2. Misi
  1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
  2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi.
  3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
  4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati hatian dan Good Coorperative Government untuk meningkatkan Shareholder Value.
  5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Jumat, 09 November 2018

Presiden Ke-4 Republik Indonesia - Biografi Singkat KH. Abdurrahman Wahid

Presiden Ke-4 Republik Indonesia - Biografi Singkat KH. Abdurrahman Wahid 

KH. Abdurrahman Wahid, atau yang biasa akrab dengan sebutan Gus Dur, 1 nama lengkapnya adalah Abdurrahan ad-Dakhil,2 (yang memiliki arti sang pendobrak), beliau adalah tokoh yang penuh kontroversial dan berdedikasi tinggi terhadap pembelaan pada kaum minoritas dan penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) pembela kaum minuritas. Namun yang tak kalah menarik dari pendiri Nahdlatul ulama? ini untuk kita pelajari adalah kemampuannya mengemas setiap pemikiran dan gagasan dalam situasi yang harmunis, dengan lontaran secara jenaka, santai dan banyak orang tergelitik, sebuah cirri khas yang menggambarkan kesederhanaan gaya hidup masyarakat kelas bawah dan pinggiran.

Abdurrahman Wahid dilahirkan di Jombang, salah satu kabupaten di Jawa Timur, yang secara literatur jawa- Ilmu Ijo dan (Ian) abang. “ Ijo” berarti hijau dan “abang”memiliki arti merah, sebuah makna konotasi warna yang menunjukkan dua itentitas kultur masyarakat yang berlawanan. Hijau adalah simbol masyrakat priyai dengan kekuatan tradisi spritual dan sufistik, sedangkan abang, adalah syimbol untuk menunjukkan masyarakat abangan, yakni entitas cultural dan metodelogi pra Islam yang menjadi masyarakat pinggiran.

Latar belakang sosial dan kultur masyarakat Jombang yang beragam, tidak mengherankan kalau kemudian Kabupaten yang ada di Jawa Timur ini menjadi saksi bisu lahirnya sejumlah tokoh besar dalam diskursus pemikiran dan gerakan sosial ke agamaan di Indonesia yang komplek dan keunikan-nya, ada intlektual, negarawan, politisi, budayawan, dan di antaranya juga melahirkan Ulama?besar. Sebut saja KH. Hasyim Asy?ari (Pendiri NU), KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri Syamsuri (pendiri NU dan penggagas kebangkitan saudagar santri), KH. Abdul Wahid Hasyim ( Ayah Gus Dur) yang merupakan representasi tokoh pemuda Islam dalam tim panitia Sembilan pembahasan dan perumusan undang-undang dasar sekaligus menteri agama pertama repuplik Indonesia) Nurcholis Majid (tokoh pembaruan Islam), EMHA. Ainun Najdjib (budayawan dengan sebutan kiyai kanjeng) dan yang paling fenominal KH. Abdurrahman Wahid.
Lahir dan Dibesarkan di Perantren Abdurrahman wahid lahir pada tanggal 04 agustus 1940 di denanyar, Jombang jawa timur dan meninggal tanggal 30 Desember 2009. Beliau merupakan anak pertama dari enam bersaudara. Gus Dur lahir dari keluarga karismatik, Ayahnya KH. Abdul Wahid yang selalu bergulat dalam gerakan nasionalis, adalah putra tokoh terkenal KH. Hasyim Asy?ari, pendiri pondok Tebu Ireng dan pendiri Nahdatul Ulama? (NU) , Organisai terbesar di Indonesia. Ibunya bernama Ny Hj. Solehah, juga putri tokoh besar Nahdotul Ulama? (NU), KH. Bisri syamsuri, pendiri pondok pesantren Denanyar Jombang dan ro?is Aam syuriah Pengurus Besar Nahdotul Ulama?(PBNU) setelah KH. Abdul Wahab Hasbullah.

KH. Abdul Wahid, ayah Gus Dur perrnah mejadi mentri agama RI pertama dan aktif dalam panitia Sembilan yang Merumuskan piagam Jakarta. Pada masa kecilnya, Abdurrahman Wahid tidak seperti kebanyakan anak-anak seusianya. Ia lebih memilih tinggal bersama kakeknya dari pada tinggal dengan ayahnya. Berkat tinggal bersama kakeknya yang merupakan tokoh yang banyak di kunjungi tokoh-tokoh politik dan orang-orang penting lainnya, maka sejak kecil Abdurrahman Wahid sudah mengenal tokoh-tokoh politik dan orang penting tersebut.

Ketika kecil, Gus Dur sering menunjukkan kenakalannya pada umunya kebanyakan anak seorang tokoh. Kadang-kadang ia di hukum dengan di ikat dengan tambang ketiang bendera di depan rumahnya karena perilakunya yang tidak sopan. Ketika belum genap berusia dua belas tahun, lenganya telah dua kali patah karena jatuh dari pohon.

Di waktu muda, Gus Dur sering dikirim oleh ayah handanya ke tempat Williem Iskandar Bueller, Orang Jerman yang tinggal di jakarta yang telah memeluk agama Islam. Bisanya Gus Dur datang kerumahnya selepas sekolah dan berada di sana sempai sore. Di tempat inilah Gus Dur belajar sastra dan bahasa asing dan mulai menyukai musik klasik, sastra, utamanya karya-karya Beethoven. Sejak pertama mendengarnya lewat gramofon Bueller hatinya langsung terpikat oleh musik itu.

Riwayat Pendidikan Abdurrahman Wahid Pertama kali belajar, Gus Dur belajar mengaji dan membaca al-Qur?an pada sang kakek, K. H. Hasyim Asy?ari. Pada tahun 1944, dalam usia 4 tahun, Gus Dur dibawa kejakarta oleh ayahnya yang mendapat mandat dari KH. Hasyim Asy?ari untuk mewakili beliau sebagai Ketua Jawatan agama dalam pemerintahan pendudukan Jepang.

Meskipun ayahnya seorang mentri dan tokoh terkenal, Gus Dur tidak sekolah di lembaga pendidikan elit yang bisa di masuki oleh anak pejabat di Jakarta, tidak juga bersekolah di sekolah pendidikan agama, Gus Dur bersama ke enam adiknya masuk pada Sekolah Rakyat ( SR) sebuah sekolah bentukan pemerintah hindia belanda untuk anak pribumi atau SDKRIS yang terletak di jalan samratulangi sekarang. Ketika mereka pindah rumah dari Jl jawa (Jl. Cokroaminoto) ke taman matraman, ia dan adik-adiknya pindah ke sekolah SD Perwari yang tempatnya tidak jauh dari kediaman mereka, Hanya aisyah, anak nomor dua yangtetap melanjudkan di SD KRIS hingga lulus.8 Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP) di tanah abang. Selanjudnya ia pindah ke Yogyakarta dan tinggal di rumah tokoh muhamadiyah, KH. Junaid, anggota Majlis Tarjih Munhammadiyah.

Selama belajar di SMEP, sambil berada di pesantren krapyak Yogyakarta. Meskipun sekolah ini dikelola gereja katolik dan sepenuhnya menggunakan kurikulum sekuler. Abdurrahman Wahid bertemu dengan seorang guru bahasa ingris bernama rufi?ah melalui guru ini, Abdurrahman Wahid belajar bahasa asing, dan banyak berkenalan dengan buku- buku karya-karya tokoh besar dalam bahasa ingris, seperti karya Ernest Hemingway, John Stein, Y. Gasset, Pushkin, Tolstoy, Dostoevsky dan Mikhail Sholokov, Wiill (‘The Story of Civilazation) ia juga aktif mendengarkan siaran lewat radio Voice Of Amirica dan BBC London. Pada saat yang sama, anak remaja ini telah mengenal Das Capital, karya Karl Marx, filsafat Plato, Thales, dan Romantisme Revolusioner, karangan lenin Vladimir Ilyeh (1870-1924) tokoh revolu-sioner rusia dan pendiri Uni soviet. Sejauh itu ia selalu menyampaikan laporan hasil bacaannya kepada guru bahasa ingrisnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di SMEP, Abdurrahman Wahid banyak menghabiskan waktunya untuk belajar di berbagai pesantren di Jawa yang berada di naungan nahdlotul ulama?. Pada mulanya beliau mondok di tegal rejo magelang (1957-1959). Selama di pesantren ini, Abdurrahman Wahid menunjukkan bakat dan kemampuan dirinya di bidang ilmu ke Islam di bawah asuhan kiai khudari. Karena kesungguhan dan kemampuannya yang luar biasa, Abdurrahman Wahid hanya membutuhkan waktu dua tahun untuk belajar di pesantren tersebut. Sedangkan santri lainnya pada umumnya menghabiskan waktunya bertahun. Selain belajar ilmu ke Islaman di pesantren ini, Abdurrahman Wahid banyak menghabiskan waktunya untuk membaca buku-buku karangan serjana barat. Kemampuan Abdurrahman Wahid membaca buku-buku barat jarang di miliki oleh para santri pada umumnya. Melalui belajar secara otodidak ini yang di mulai sejak usia dini, menyebabkan Abdurrahman Wahid sudah mengenal karya- karya sastra tingkat dunia, pemikiran filsafat karangan tokoh-tokoh terkemuka seperti Karl Marx, lenin, Gramsci, Mao Zedongn, serta karya-karya pemikir Islam yang berhaluan radikal, dan kekiri-kirian seperti Hasan Hanafi. 

Selain itu, dari tahun 1959-1963, Abdurrahman Wahid menimba ilmu di muallimat Bahrul ulum, Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur. Setelah ia mondok di krapyak, Yogyakarta, dan tinggal di rumah seorang tokoh NU terkemuka, KH. Ali Maksum. Selanjudnya pada tahun 1964, ia berangkat ke mesir untuk menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, kairo, hingga tahun 1966. Selama belajar di mesir, Abdurrahman Wahid banyak menggunakan waktunya untuk menunton film-film terbaik perancis, ingris dan amerika, serta membaca buku di perpustakaan universitas Al-Azhar, kairo. Hal ini ia lakukan, karena ia merasa kecewa dengan system pengajaran di Al- Azhar, yang di nilainya sudah usang.

Karena merasa tidak puas dengan sistem pengajaran di Al-azhar, maka pada tahun 1966-1970 ia meninggalkan kairo untuk melanjutkan studinya di fakultas seni Universitas Banghdat. Selama belajar di Universitas Banghdat inilah, Abdurrahman Wahid merasa puas dan telah menemukan apa yang sesuai dengan dengan panggilan jiwanya yang modernis. Perkuliahan di universitas Baghdad ini ia tempuh dengan menyelesaikan ujian strata 2 (S2). Namun sebelum ia munempuh ujian tesisnya, profresor pembimbingnya meninggal dunia, sehingga ujian tesisnya itu tidak dapat dilanjutkan.

Di Universitas Baghdad inilah ia mengenal karya-karya tokoh terkenal seperti Emil Durkheim, bahkan selama di Universitas Baghdad inilah, ia menemukan informasi sejarah lengkap tentang Indonesia. Selain itu, ia berkesempatan membaca karya-karya sastra dan budaya arab serta filsafat dan pemikiran sosial eropa.

Melalui berbagai karya ilmiah dalam berbagai bidang ilmu agama dan ilmu modern, Abdurrahman Wahid mulai tampil sebagai seorang muslim yang modernis. Ia sudah mulai mengajukan gagasan tentang perlunya penafsiran kembali ajaran Islam, serta mengubah pendidikan dan pengajaran Islam yang sesuai dengan tantangan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selama belajar di timur tengah ini, ia sempat menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah yang berlangsung pada tahun 1967-1970. Setelah selesai menempuh pendidikan di timur tengah, Abdurrahman Wahid melanjutkan pendidikan doktornya di Eropa. Namun karena terhambat oleh kendala bahasa Eropa, pendidikan doktornya ini tidak dapat dilanjutkan. Akhirnya kesempatan tersebut ia pergunakan untuk keliling Eropa sambil belajar bahasa Prancis, Jerman dan Inggris.

Sekembalinya ke Indonesia, Abdurrahman Wahid kembali ke pesantren tebu ireng Jombang. Karena kemampuannya dalam bidang ilmu agama Islam dan ilmu pengetahuan umum lainnya, Gus Dur terjun dalam dunia jurnalistik sebagai kaum „cendekiawan? muslim yang progresif yang berjiwa sosial demokrat. Pada masa yang sama, Gus Dur terpanggil untuk berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawa. Hal ini dilakukan demi menjaga agar nilai-nilai tradisional pesantren tidak tergerus, pada saat yang sama mengembangkan pesantren. Hal ini disebabkan pada saat itu, pesantren berusaha mendapatkan pendanaan dari pemerintah dengan cara mengadopsi kurikulum pemerintah. pada tahun 1972-1974, ia diangkat menjadi dosen dan sekaligus menjabat Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Asy?ari, Jombang. Selanjutnya pada tahun 1974 hingga 1980, ia juga diberi amanat oleh pamannya, K.H Yusuf Hasyim, untuk menjadi sekretaris umum pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Dalam waktu yang bersamaan dengan jabatannya di pesantren tersebut, pada tahun 1979 dan seterusnya, ia juga sudah mulai melibatkan diri secara aktif dalam kepengurusan Nahdatul Ulama dengan jabatan sebagai Katib Awal Syuriah Pengurus Besar Nahdatul Ulama.  Kegiatan lainnya yang dilakukan oleh Abdurrahman Wahid adalah bertindak sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, mulai tahun 1979 sampai dengan sekolah, pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, tahun 1996 dan sebagai Anggota Dewan Kehormatan Universitas Saddam Husein, Baghdad, dan selanjutnya sebagai Manggala Badan Pembina Pelaksana Pendidikan Pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (BP7).

Di samping itu Abdurrahman Wahid juga pernah menjabat Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Mesir, dari tahun 1964-1970, Konsultan Departemen Koperasi, Departemen Agama dan departemen Pertahanan dan Keamanan (Hankam) pada tahun 1976, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) tahun 1984-1999, Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari Fraksi Karya Pembangunan tahun 1987-1992, Anngota dewan Internasional Perez Center for Peace (PCP) atau Institut Shimon Perez untuk perdamaian di Tel Aviv Israil sebagai Presiden World Coerence f Relegion and Peace (WCRP0 sejak tahu 1994-1999, Anngota Komisi Agama-Agama Ibrahim di Madrid Spanyol, deklarator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Cinganjur, Jakarta, 1998 bersama K.H Ilyas Ruhiyat, K.H Muhith Muzadi, dan K.H munasir Ali dan K.H Mustofa Bisri, Anggota MPR Utusan Golongan tahun 1999, dan sebagai Presiden Republik Indonesia 1999-2001.

Dengan membaca biografi hidupnya disebut diatas, tampak kesulitan bagi kita untuk memberikan predikaat yang tepat bagi Abdurrahman Wahid. Ada yang berpendapat bahwa Abdurrahman Wahid adalah Tokoh yang besar bertaraf Internasional dan memiliki banyak kemampuan. Keahlian dalam bidang ilmu agama Islam betaraf ulama besar, Kyai, bahkan Wali dan juga terdapat keahlian dalam ilmu pengetahuan umum dan pendidikan modern yang luas. Gabungan dan kombinasi dari kemampuan tersebut menyebabkan beliau banyak memiliki kesempatan mengekspresikan dalam berbagai aktivitas. Sehubungan itu, peneliti terkenal dari Amerika, John Esposito bahwa berpendapat sosok Abdurrahman Wahid adalah pribadi yang mempunyai banyak teka-teki. Dia bukan Trdisional Konserfatif sebagaimana halnya tokoh-tokoh NU di pedesaan dan juga bukan Moderenis Islam. Dia lebih tepat disebut sebagai seorang tokoh liberal. Dan sebagai pemimpin organisasi Islam yang berbasis Tradisional. Karena itu, Esposoto memasukkan Abdurrahman Wahid sebagai tokoh kunci gerakan Islam Kontenporer.

Abdrrahman Wahid sebagai ilmuan, budayawa, agamwan, yang banyak memahami pemikiran modern dari barat yang sekuler dan liberal, ternyata ia sangat taat kepada nasihat para kyai sepuh, menziarohi tempat tempat dan orang-orang yang dianggapnya tepat memberikan dukungan spiritual dan lain sebagainya, namun demikian dalam waktu yang bersamaan ia juga tidak dapat dikatakan trdisional konserfatif. Karena tekadang ia melontarkan gagasan dan pemikiran yang selamanya tidak selalu sejalan dengan pendapat kebanyakan dari kalang ulmam nasional yang berpegang teguh dalam kitab-kitab rujukan dari imam mahzab yang empat (Hanafi, maliki, Syafi?I dan Hambali). Keunikannya itu terletak pada sikapnya yang terkadang begitu kuat pada ulama sepuh dan hal-hal lain yang berada diluar koridor dan pardikma sikap-sikap sebagai seorang modern lebih tepatnya beliau pantas dikatakan tokoh Islam yang unik dan kontroversial.

Melihat peran, kontribusi dan keberanian, kejeniusan serta pengaruhya yang demikian besar, menyebabkan Gus Dur menjadi salah satu tokoh yang di segani baik pada tingkat nasional maupun internasional. Ia begitu amat di kenal oleh seluruh bangsa Indonisia, bahkan bangsa- bangsa lainnya di dunia. Keterkenalanya di sebabkan keberaniannya mengemukakan gagasan dan pemikiran yang kontroversi dengan segala akibatnya.

Gambaran di atas belum cukup menjelaskan sosok Gus Dur yang sesungguhnya. ia adalah peribadi yang unik dan sulit di tebak, sihingga dalam beberapa segi ia merupakan tokoh yang mengemukakan gagasan dan pemikiran yang sulit di mengerti oleh kebanyakan orang. Hal ini pada tahap selanjutnya membawa pada timbulnya kesimpulan bahwa Gus Dur adalah seorang wali. Sebagai seorang wali, Gus Dur memiliki pandangan dan gagasan yang tidak mudah dipahami oleh kebanyakan orang. Untuk itu muncul ungkapan yang mengatakan : “ seorang wali tidak akan di ketahui kecuali oleh seorang wali juga”

Predikat wali Bagi Gus Dur tampaknya di dasar kan pada sikap ultra-tradisionalnya sebagai mana di sebut di atas. Di atas di sebutkan bahwa sungguh pun sebagai seorang yang rasional dan libralis, tapi juga sebagai orang yang tradisionalis. Hal ini terlihat pada kebiasaanya meminta petunjuk dan doa dari ulama? sepuh, mengunjungi makam-makam leluhur yang di yakini mengandung berokah.9

Karya-karya Abdurrahman Wahid Abdurrahman Wahid adalah tokoh politik, agawamawan, negarawan, dan guru bangsa, banyak pemikirannya yang telah dicurahkan melalui karya-karyanya ilmiyah memberikan kotribusi kepada bangsa ini, baik dalam bentuk tulisan artikel yang dimuat diberbagai media masa maupun sejumlah buku yang telah diterbitkannya. Oleh sebab itu, Abdurrahman Wahid tergolong penulis produktif, khususnya tentang dunia pesantren.

Hal ini terlihat dari sejumlah tulisan Poker Online yang memiliki visi dan bobot yang tidak kalah dengan visi dan bobot tulisan yang di kemukakan para tokoh akademi non politik. Di antara karya tulisannya itu adalah sebagai berikut.

Abdurrahamn Wahid, Gus Dur Bertutur ( Jakarta : harian proaksi dan Gus Dur fodation,2001); Abdurrahman Wahid." Prospek Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan" Dalam Sonhaji Shaleh (terj); Dinamika Pesantren, Kumpulan Makalah Seminar Internasional, The Role of Pesantren in Education and Community Development in Indonesia” (Jakarta : P3M, 1988) Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi, Esai-Esai Pesantren (Yogyakarta : LKIS Yogyakarta, 2001); Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitan; Nilai-nilai Indonesia dan Tranformasi Kebudayaan, (Jakarta: The Wahid Institut, 2007); Abdurrahman Wahid, Islamku Islam Anda Islam Kita; Agama masyarakat negara demograsi”( Jakarta: The Wahid Institut, 2006); Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren, (Jakarta: Darma Bhakti, 1994)

Sejarah dan Profil Perusahaan PT. Bank Mandiri Tbk

Bank Mandiri merupakan bank yang telah beroperasi selama 15 tahun. Bank Mandiri adalah bank hasil upaya pemerintah merestrukturasi perb...